Mau Viral Di Medsos? Jangan Nyampah Dong!

Viral di medsos sepertinya jadi dambaan banyak netizen. Sepertinya asyik. Jadi terkenal. Bisa dapat banyak perhatian. Dapat uang apalagi.

Viral positif jika yang di tunjukkan kebaikan. Dan sebaliknya.

Tapi banyak viral positif apa negatifnya? Sayang, saya gak pernah ngitung dan gak mau ngitung.

Yang saya fokuskan pembahasan kali ini lebih ke viral negatif. Dari media facebook. Terutama grup facebook.

Tentang postingan yang tidak terlalu atau tidak ada sama sekali dampak baiknya. Malah menyebabkan kontroversi. Atau bullying.

Postingan tentang masalah keluarga, rasis, masalah dengan teman.

Sepertinya, jaman sudah bergeser: aib sudah dianggap  tidak ada. Masalah dengan pasangan ranjang pun di ungkap.

Seperti peribahasa: karena nila setitik rusak susu sebelanga. Karena sedikit masalah, nikmatnya pesta ranjang jadi hilang. Sekejap!

Masalah ekonomi keluarga juga diungkap. Apa aja dan semau otak nulis.

Memang, dari sudut pandang jumlah komentar, bisa masuk kategori viral di medsos. Ratusan hingga ribuan komentar. Bisa jadi, itulah tujuan postingan tersebut. Tapi balik lagi: etiskah?

Lalu salah siapa gejala viral di medsos dengan cara nyampah?


Penemu Fb, admin grup fb, atau pengguna fb?

Jelas pengguna fb terutama, admin bisa jadi kedua. Penemu fb bisa jadi juga yang salah, tapi urutan terakhir-terakhir.

Lalu, mengapa pengguna fb bisa seperti itu? Mungkin: salah satunya dampak perkembangan IT tapi tidak dibarengi perkembangan pendidikan.

Etika sebagai bentuk revolusi mental memang masih di atas kertas. Tertuang dalam dokumen kurikulum. Tapi tidak fokus penerapannya. Isi dokumen juga tidak terurus, pokoknya ada dokumen.

Ditambah lagi, guru kalah langkah soal media sosial dibanding muridnya. Selain banyak guru yang sudah menua, juga terlalu sibuk dengan banyak dokumen. Hingga banyak guru yang gak sempat bermedsosan, apalagi mengawasi satu persatu akun siswa. Jelas gak mungkin.

Sementara murid sudah terlanjur naik tangga digital. Tiap hari semakin canggih dalam bermedsos. Bahan bacaan juga dari medsos: postingan teman medsos, atau anggota grup medsos.

Atau bisa juga meniru artis dambaan yang sering viral di medsos. Kalau si artis idaman viral soal dada dan paha, si murid juga sudah terlanjur meniru. Guru mana tahu.

Apalagi orang tua siswa. Sibuk kerja. Atau sibuk bergila juga dengan media sosial. Lupa anak. Akibatnya, anak menggila-gila juga di media sosial.

Soal salah yang kedua, admin grup fb. Mengapa tidak membuat postingan itu dimoderasi dulu. Jangan seperti pipa air tanpa kran. Tidak ada kontrol. Padahal anggota mencapai puluhan hingga ratusan ribu.

Memang, setiap postingan adalah tanggung jawab yang punya fb. Tapi melihat sudah banyak yang gila media. Seharusnya, ada admin yang berperan mencegah penularan penyakit gila media. Atau admin juga ikut gila?

Maaf jika analisa saya salah tentang viral di medsos yang nyampah. Saya juga memaafkan kamu yang sudah berbuat salah.



Mas Ito
Mas Ito Blogger, agropreneur

2 komentar untuk "Mau Viral Di Medsos? Jangan Nyampah Dong! "

  1. era sekarang semua lebih fokus ke gadget dan teknologi. kalau ada ortu yang 'tergila-gila' ke medsos sampe anaknya dianggurin, keterlaluan ini namanya.
    paling nggak, bisa memprioritaskan urusan yang utama dulu

    BalasHapus

Posting Komentar

Jangan tinggalkan link hidup ya gaes.