Menempuh Hidup Baru, Fokus dengan Agribisnis
![]() |
Ilustrasi agribisnis: slideshare.net |
Bagaimana saya mengundurkan diri, lebih terhormat rasanya. Menggunakan
surat pengunduran diri. Benar-benar resmi. Yang pertama dulu lewat lisan. Kedua lewat whatsapp. Ketiga baru
lewat jalur semestinya. Semoga menjadi awal yang baik.
Bagaimana rasanya di perasaan dan pikiran? Jelas tidak fine.
Layaknya baru lulus sekolah mau mencari kerja. Ada rasa gusar, bimbang, kuatir.
Kalau tidak dapat kerja bagaimana. Seperti itulah. Saya masih ada sedikit rasa
takut. Kalau gagal di bisnis pertanian bagaimana. Lagi-lagi: istri tercinta
yang meyakinkan. Meski dulu menjadi orang pertama yang meragukan dan menentang.
Sekarang menjadi orang pertama yang mendukung.
Bayang hitam saat fokus dengan agribisnis
Bayang-bayang hitam kadang masih mampir di pikiran. Maklum,
saya dikelilingi keluarga yang bisa dibilang sukses berkarir dengan menjadi
pegawai bidang pendidikan. Mertua keduanya PNS, mbak ipar PNS dan suaminya
dosen. Istri saya juga dosen. Sebut saja saya petani. Strata sosial yang beda jauh. Begitulah pandangan manusia. Menilai
seseorang dari cover.
Saya kadang juga masih kepikiran. Apa keputusan saya ini
kemajuan atau kemunduran? Apalagi bidang ini jarang peminatnya. Bahkan yang
kuliah agribisnis saja jadi pegawai bank atau pegawai sektor lain. Jangankan fokus
dengan agribisnis, mereka tertarik saja enggak. Orang yang saya kenal dan
bergerak di bidang agribisnis juga banyak yang bangkrut. Hanya beberapa yang
masih jalan. Itupun di usia tua.
Ikuti Apa Kata Hati untuk fokus dengan agribisnis
Nurani berkata: jalani saja, ide banyak, sayang kalau ide
dicuri orang. Sampai hari ini, nurani tetap berkata: jalani saja. Entahlah. Memang
sepertinya aneh dengan keputusan saya yang ingin fokus dengan agribisnis. Namun, sebenarnya keputusan saya tepat. Banyak
data yang mendukung. Pertumbuhan bisnis di Indonesia masih lambat. Selain itu,
pertanian juga mulai ditinggalkan. Jumlah petani muda dan berpendidikan juga
sangat minim persentasenya. PR yang membebani menteri pertanian, ternyata juga
membebani saya. sebenarnya inilah peluang besar bagi saya untuk berhasil di
sini. Hanya saja tidak ada rumus baku bagaimana meraih sukses di agribisnis
ini. Beda dengan saat dimana saya bekerja jadi pegawai dulu. Modal rajin,
kreatif, inovatif, dan aktif di tiap
kegiatan cepat naik jabatan. Lahh, sekarang modal itu perlu dinaikkan lagi
berapa kali lipat. Siapa yang sanggup?
Tidak ada komentar untuk "Menempuh Hidup Baru, Fokus dengan Agribisnis"
Posting Komentar
Jangan tinggalkan link hidup ya gaes.