Problematika Soal HOTS Saat Diberlakukan Di Sekolah

Problematika soal HOTS itu banyak sekali saat diberlakukan di sekolah. HOTS : High Order Thinking Skill. Kalau diterjemahkan kurang lebih: kemampuan berpikir tingkat tinggi.

Beberapa tahun silam hingga kini, sering jadi tujuan pendidikan. Diagung-agungkan. Digembor-gemborkan. Bahkan UN juga pernah mengopi soal PISA untuk mengejar target soal HOTS sekaligus output yang HOTS pula. Berita tentang soal UN yang mengopi PISA lumayan heboh meski tidak seheboh virus Corona.

PISA: Programme for International Student Assessment. Sejenis penilaian untuk pelajar yang berlaku secara internasional.

Kemdikbud, sebagai tangan pemerintah tentu yang paling banyak bertanggung jawab atas kegiatan ngopi tanpa edit. Hanya alih bahasa saja.

Bisa dianggap plagiat. Mungkin saat itu lagi khilaf. Atau IQ lagi jongkok sekejap, atau selamanya.

Entahlah.

Jangan dipikir dalam soal istilah asing tersebut. Kalau gak mampu mikir, malah jadi racun. Lebih baik baca saja tulisan saya.

Jangan bully soal tulisan saya yg carut-marut ini ya.

Ini adalah uneg-uneg saya tentang problematika soal hots. Soal yang menyangkut harkat pendidikan. Bukan hotspant yang dulu saya ulas.


Memang, diakui atau tidak. Tahu atau tidak. Sadar atau tidak. Kualitas pendidikan Indonesia rendah, jika diukur pakai soal PISA. Di urutan-urutan terakhir dari sekian negara yang dites.

Padahal, kamu tahu sendiri bagaimana jungkir baliknya seluruh pelaku pendidikan. Apalagi guru. RPP dan silabus sampai setebal awan. Berangkat pagi, pulang sore. Malam masih mikir perihal mengajar. Kasihan.

Ungkapan Om Bob mungkin cocok untuk para guru: "kerja apa dikerjain?".

Tapi tetap mengenaskan hasilnya jika siswanya di tes menggunakan standart PISA.

Bahkan banyak meme lucu beredar tentang soal tersebut. Yang intinya para siswa/i keberatan mengerjakan. Dari pada keberatan, lebih baik dikerjakan tanpa mikir saja lah.

Problematika soal hots

Ada apa gerangan kok banyak problematika soal HOTS saat diberlakukan di sekolah?


Bagaimana mau berpikir HOTS kalau gak pernah belajar yang HITS?


Apalagi HITS itu?
Apa kepanjangannya?

Itu bukan singkatan. Hanya ungkapan versi saya saja. Jadi jangan heran binti kaget. Yang penting dibaca hingga tuntas.

Siswa di Indonesia mulai paud hingga kuliah jarang dihadapkan dengan persoalan terkini yang lagi trend atau viral.

Padahal, anak jaman sekarang, lebih mudah ingat apa-apa yang trend dibanding pelajaran. Jadi perlu manfaatkan momen yang viral untuk diselipkan di pelajaran. Tapi ambil viral yang sekiranya pantas.

Lebih seringnya, soal dibikin terlalu jauh dari kehidupan sehari-hari siswa. Mungkin karena pendidik sudah jenuh dengan pekerjaannya dan tidak sebanding dengan bayaran. Sehingga untuk selalu update soal juga tidak terbiasa.

Kebanyakan, pendidik hanya mengopi soal saja. Bisa setaun, dua tahun, tiga tahun atau bahkan puluhan tahun lalu yang sudah pernah digunakan. Tanpa editing. Kalaupun diedit, hanya secuil. Apalagi bikin baru. No!

Contohnya begini. Saat ini lagi viral tentang Via Valen. Penyanyi dangdut boso jowo.
Kebetulan pelajaran bahasa indonesia. Nah coba saja bikin kegiatan belajar menerjemahkan lirik lagu Via Valen ke dalam bahasa Indonesia yang baik dan benar mengikuti EYD.


Problematika soal HOTS berikutnya soal kebiasaan belajar tidak tuntas. Tidak menggunakan panduan 5W 1H dalam belajar.


5W (What, why, who, when, where) 1H (how).

Belajar metode investigasi. Menjelajah masalah melalui pertanyaan dasar tersebut. Pertanyaan yang bisa didesain mulai berpikir tingkat rendah hingga tingkat tinggi.


Note:
Berpikir tingkat rendah hingga tinggi: mengingat, memahami, menerapkan, menganalisa, mengevaluasi, mencipta (taksononi Bloom terbaru)

Metode ini sangat jarang digunakan. Coba kita bernostalgia sebentar soal pelajaran apapun. Anggap saja yang sering kita jumpai. Misal belajar tentang pelangi.

Pelangi bisa di kupas dengan panduan 5W 1H.

what (apa): apa itu pelangi, apa saja komponen warna pelangi.

Who (siapa): siapa yang menciptakan pelangi.

When (kapan): kapan pelangi muncul.

Where (dimana): dimana biasanya ada pelangi.

Why (mengapa): mengapa bisa ada pelangi.

How (bagaimana): bagaimana proses terjadinya pelangi, bagaimana membuat tiruan pelangi.

Dengan adanya kebiasaan belajar yang tidak menggunakan metode investigasi, membuat siswa terbiasa hafalan sehingga kesulitan mengerjakan soal HOTS.

Mas Ito
Mas Ito Blogger, agropreneur

Tidak ada komentar untuk "Problematika Soal HOTS Saat Diberlakukan Di Sekolah"