Soal Pilihan Ganda, Bikin Pikiran Terhimpit Sempit

Kamu yang lagi baca ini pasti pernah sekolah kan ya? Dan pasti pernah menikmati soal pilihan ganda.

Maaf berjuta maaf soal pemikiran saya yg menyakitkan ini. Terutama buat kamu yang sekarang aktivis pendidikan. Dan sering menerapkan soal pilihan ganda ke siswa kamu.

Saya berpikir bahwa soal pilihan ganda bikin otak kita berpikir terlalu sempit. Terhimpit. Terjepit. Sakit!

Kelemahan soal pilihan ganda
Soal pilihan ganda yang sering diajarkan di sekolah, memiliki banyak kelemahan. Terutama dalam hal melatih berpikir kritis siswa.


Segala bentuk ujian pasti lebih sering disisipi soal pilihan ganda. Kalau tingkat SD pilihan ganda biasanya ada 3 (a, b, c). Setingkat SMP ada 4 opsi jawaban (a, b, c, d), SMA meningkat lagi jumlah opsinya. Dan seterusnya.

Memang, soal pilihan ganda (PG) tersebut memudahkan yang mengoreksi. Cepat kelar.

Tapi sangat banyak kekurangannya. Terutama dalam mendidik siswa berpikir luas. Berpikir logis dan kritis.

Hasil jawaban yang benar belum tentu paham. Bisa jadi asal jawab pakai metode itung kancing baju. Atau bahkan jawab sambil merem.

Bahkan menurut metode pembuatan soal jenis ini, ada aturan yang menunjukkan kelemahannya.

Misal:
Soal dengan jumlah 40 butir. Opsi jawaban ada 4 (a, b, c, d). Menurut kaidah yang baik, jumlah soal dengan jawaban a, b, c, dan d masing-masing sekitar 10 soal. Misal soal dengan jawaban a ada 9 butir. Maka, soal dengan jawaban b/c/d ada yang lebih dari 10.

Jika model kaidahnya saja yg seperti ini. Sangat mudah sekali menjawab soal pilihan ganda waktu UN. Dijawab dengan dua opsi saja untuk semua soal. Pasti ada yang benar. Heehee....

Biasanya itu yang saya pesankan ke siswa saya dulu waktu masih jadi guru. Terutama untuk siswa yang kurang minat belajarnya. Kalau ada 40 soal. Cukup dijawab nomor 1-20 a, nomor 21-40 b saja. Tinggal tidur sampai waktu habis. Selesai sudah. Beres.

Lalu soal apa yang bagus?

Baik. Soal yang terbaik adalah soal yang memang berupa masalah nyata.

Tapi tidak mungkin di tanyakan di soal. Kalau ada 10 siswa sekelas. Bisa jadi ada 10 pertanyaan berbeda.

Baca juga: Nasib guru, kerja sebulan digaji seminggu

Kalau saya pribadi, lebih suka menggunakan soal yang akan memunculkan banyak jawaban. Tidak ada nilai benar/ salah dalam jawaban. Misalnya: bagaimana tanggapan kamu dengan tokoh A?

Tidak ada yang salah dalam tanggapan. Meski tanggapan terhadap tokoh pencuri misalnya. Bisa jadi satu siswa membenarkan si pencuri karena posisi dia sebagai tetangga si pencuri yang tahu detail tentang pencuri tersebut. Bisa jadi dia mencuri karena kepepet.

Pasti berbeda dengan siswa lain yang tidak tahu detail tentang pencuri tersebut. Dia akan menganggap bahwa pencuri jelas salah. Perlu dihukum berat, dll.

Tidak ada yang salah dengan kedua jawaban.

Yang salah adalah yang tidak menjawab.

Lalu bagaimana cara memberi nilai. Nah ini bisa dipelajari lagi ya.


Mas Ito
Mas Ito Blogger, agropreneur

Tidak ada komentar untuk "Soal Pilihan Ganda, Bikin Pikiran Terhimpit Sempit"