Sarjana Mangkrak Makin Numpuk

Hampir tiap kali perjalanan dari Malang-Tuban atau sebaliknya, saya menjumpai pengamen bis. Beraneka ragam jenis musik yang mereka gaungkan dalam bis. Namun yang saya suka lagu Iwan Fals, salah satu lagunya yang jadi pacuan saya adalah lagu yang berjudul sarjana muda. Dalam lagu tersebut dikisahkan sarjana fresh graduate atau sarjana yang baru lulus. Cari kerja sana-sini gak dapat² kerjaan yang di inginkan. Akhirnya jadi sarjana mangkrak.

Lirik lagunya seperti ini.

***
Sarjana Muda

Berjalan seorang pria muda
Dengan jaket lusuh di pundaknya
Di sela bibir tampak mengering
Terselip sbatang rumput liar
Jelas menatap awan berarak
Wajah murung smakin terlihat
Dengan langkah gontai tak terarah
Keringat bercampur debu jalanan

Engkau sarjana muda
Resah mencari kerja
Mengandalkan ijasahmu
Empat tahun lamanya
Bergelut dengan buku
Tuk jaminan masa depan
Langkah kakimu terhenti
Di depan halaman sebuah jawaban

Tercengang lesu engkau melangkah
Dari pintu kantor yang di harapkan
Tergiang kata tiada lowongan
Untuk kerja yang di dambakan
Tak peduli berusaha lagi
Namun kata sama kau dapatkan
Jelas menatap awan berarak
Wajah murung smakin terlihat

Engkau sarjana muda
Resah tak dapat kerja
Tak berguna ijasahmu
Empat tahun lamanya
Bergelut dengan buku
Sia-sia semuanya
Setengah putus asa dia berucap

Maaf ibu

***

Sarjana muda makin numpuk
Ilustrasi sarjana muda yang bimbang: bagiilmuyuk.wordpress.com

Bukan salah sekolah atau universitas si sarjana menimba ilmu. Tapi salah dalam membangun mindset atau pola pikir. Biasanya, mahasiswa kuliah bukan karena hobi dengan jurusan yang diambil. Tapi karena ikut²an teman, mengejar brand kampus, dipaksa orang tua. Dan pastinya tujuan yang paling banyak dicari adalah mudah mencari kerja.

Tujuan tersebut yang sering menjadi racun bagi mahasiswa, dan terbawa hingga sarjana. Lulus dengan ijazah perguruan tinggi ternama memang akan mempermudah dalam mencari kerja. Namun, tak jarang yang kesulitan mencari kerja. Bagi mereka yang kesulitan mencari kerja ini yang menjadi masalah. Apalagi kadang ada yang gensi kalau mengambil kerjaan yang memiliki strata di bawah kerjaan impian.

Kuliah rupanya belum bisa menjadi jaminan pemikiran yang lebih maju. Masih hanya sebatas mencetak pencari kerja (job seeker), belum sampai tahap mencetak sarjana pencipta pekerjaan (job maker). Jika kondisi perkuliahan hanya sebatas itu, maka bisa dikatakan bahwa kuliah mencetak sarjana mangkrak. Sedikit kreativitas dan aktivitas meskipun belajar sudah tanpa batas. Ide² yang mereka miliki hanya sebatas angan² tanpa wujud. Keberanian mengambil resiko sangat kecil. Lebih banyak yang cari aman.

Kondisi seperti itu tidak hanya sebatas pada strata 1 (S1) saja. Strata 2 (S2) juga sama saja. Semakin tinggi kuliah, semakin besar gengsinya.

Tapi ya sudahlah, mungkin bukan urusan saya juga. Terlebih saya bukan sarjana apa². Apalagi magister, bukan! Saya hanya pengamat. Tanpa pendidikan tinggi. Yang mau jadi sarjana mangkrak, biar sajalah!

Makin hari, makin banyak sarjana mangkrak. Kok bisa? Apa buktinya?

Ya bisa aja! Makin lama, jelas makin banyak yang kuliah. Program sadar pendidikan makin gencar digalakkan llpemerintah. Tapi sayang hanya program mentah yang perlu dimatangkan lagi. Pendidikan memang bisa menjadi bekal kesuksesan. Tapi hanya berapa persen? Diluar pendidikan, banyak faktor lainnya. Faktor relasi, keberanian, kreativitas, dll.

Lalu apa bukti bahwa makin hari, makin banyak sarjana mangkrak? coba aja iseng² buka lowongan kerja, dengan bidang yang sesuai untuk S1. Ada berapa pelamar kira²? Numpuk dah pastinya.

Sudah aahh bahas anu dan anu soal sarjana mangkrak. Sekarang bagaimana caranya biar gak jadi sarjana mangkrak?

1. Jangan kuliah biar gak jadi sarjana. Wkwk....

2. Kuliah berdasarkan minat saja. Jangan karena paksaan ortu atau teman. Yang namanya minat atau hobi, gak bakal ada bosan-bosannya. Malah kamu akan mati-matian melakukan apapun yang berhubungan dengan minat. Bahkan soal kerjaan sekalipun, kamu akan betah berlama².

3. Kuliah jangan hanya kuliah. Kuliah bisa sambil kerja atau berbisnis kecil-kecilan. Kerja/ bisnis yang dipilih juga sebaiknya disesuaikan dengan jurusan kuliah. Tujuan kerja/ bisnis yang pertama adalah mencari pengalaman. Kedua mencari relasi. Ketiga dapat uang. Pengalaman dan relasi yang kamu dapat tersebut, akan menjadi penunjang kesuksesan.

4. Abaikan IPK. Meski hasil belajar tiap semester ditentukan IPK (Indeks Prestasi Kumulatif), jangan terlalu berpacu pada IPK. Apalagi ngejar cumloude padahal kemampuan biasa² aja. Mengabaikan IPK bukan berarti tidak punya target sama sekali  dengan IPK. Kalau IPK dengan skala tertinggi 4, minimal dapat IPK 3 saja cukup tiap semesternya. Tenaga dan pikiran untuk mengejar IPK, bisa dialihkan untuk mencari pengalaman dan relasi di luar kampus.

Dari tulisan saya tersebut, bisa mulai direnungkan mulai sekarang. Jangan sampai jadi sarjana mangkrak.
Mas Ito
Mas Ito Blogger, agropreneur

Tidak ada komentar untuk "Sarjana Mangkrak Makin Numpuk"